“tanah surga ada di
Indonesia”. Itulah kalimat yang sekiranya tepat saat kita mengunjungi Pulau
Pari. Dimana ada keindahan luar biasa yang dapat kita lihat dipulau tersebut.
Dari mulai pasirnya, pantainya, terumbu karangnya, warganya hingga
oleh-olehnya.
baiklah, kita mulai cerita kita dari Meeting Point di Stasiun Bogor. Sabtu 11 mei 2013, saat itu jam menunjukan 03:30, kamipun mulai berkumpulan satu persatu. Meeting point sengaja dilakukan jam 03:30 karna kami bermaksud untuk menaiki kereta api Communter line pertama kearah Jakarta yaitu pukul 04:00. sebagian dari kami menganggap ini tour yang cukup menyiksa (soalnya pagi banget, jam sgitu mah enaknya bobo). Tapi sbagian yang lainnya tetap semangat. Awalnya peserta yang deal ikut berjumlah 20 orang, namun karena yang 5 orang terkalahkan oleh waktu, jadi kita Cuma ber-15 orang.
itupun tadinya ada yang nyaris ketinggalan kereta. Bagaimana tidak, diantara kami ada yang berlarian mengejar kberangkatan kereta dalam hitungan detik, begitu dia masuk kereta, seketika itu juga pintu kereta tertutup dan melaju. (agak mirip film barat gitu deh).
kereta tiba di stasiun Jakarta kota skitar pukul 05:30. Kamipun opening sebentar lalu bergegas naik angkot menuju pelabuhan muara angke. Lima belas orang dalam satu angkot?? Tetap masuk kok, meskipun yang mungil merasa sempit ketimbang yang babon. Pukul 06:00 kami sudah tiba di pelabuhan muara angke. Ternyata kami sudah ditunggu oleh pemandu kami. Tak lama kemudian, kamipun menaiki perahu yang batas maksimalnya sudah kalah oleh jumlah penumpang. Perahu lumayan terlambat dari waktu yg sudah dijadwalkan. Karena masih ada satu rombongan lagi yang blm tiba di pelabuhan. (hadoooohhh,, kalau telatnya sejam gini sih harusnya si rombongan yg telat disuruh minta maaf kepada penumpang lain yang sdah datang tepat waktu, biar mikiiirr). J
pukul 08:30 perahu siap berangkat meninggalkan pelabuhan. Para penumpang termasuk kami mulai agak happy. Air disekitar perahu kami mulai bergelombang oleh baling-baling perahu kami. Perahupun perlahan melaju… J
baru 20 menit kami
diperahu, perjalanan pun sempat terhenti oleh sampah yang nyangkut di
baling-baling perahu. Buat yang baru naik perahu memang agak mengerikan, karna
saat mesin dimatikan perahu sempat terombang-ambing oleh ombak. (bawaan nya
jadi pengen sholat).
15 menit menunggu,
akhirnya sang nakhoda menyalakan mesinya untuk melaju kembali. Diperjalanan
kami menikmati beberapa pulau yang terlintas, seperti pulau, Onrust, pulau
kelor, pulau cipir, pulau untung jawa & pulau rambut. Tidak sedikit dari
penumpang yang berfoto ria.
Jam 10:30 perahu tiba
di dermaga pulau pari, pasir putih dan air jernih menyambut kedatangan kami.
Masing-masing rombongan langsung di giring ke homestay mereka, begitu juga
kami. Bicara soal homestay, kami merasa lebih bermartabat dibanding rombongan
lain, karena homestay yang kami tempati adalah rumah Ketua RT. Hehe. Rumahnya
mirip villa, karena semua bagian dingdingnya berbahan bilik bambu. Meskipun
begitu, didalamnya tetep ada TV, kulkas, dan air full segalon. Hehe
Dihomestay kami ishoma
sampai jam 13:00. Stelah itu dilanjutkan dengan briefing yang diselenggarakan
dengan cara seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya. Setelah itu qt
langsung berangkat ke meninggalkan homestay menuju tempat penyewaan alat
snorkeling. (30 rb: masker, google, kaki katak & pelampung). Usai
memilah-milih ukuran yang cocok untuk kami masing-masing, kamipun pergi menuju
karang kapal yang tidah jauh dari ujung dermaga sebelah timur.
Byuuurrr, byuuurrr,
byuuuurrrr… satu persatu dari kami menjeburkan diri ke perairan di karang
kapal. Ada yang langsung menyelam, ada yang nungguin partnernya, ada juga yang
pelan-pelan dari mata kaki, dengkul, paha, pinggang, dada, leher dan
byuuuurrrr…
Airnya bening banget,
saat kami menikmati indahnya alam bawah laut Nampak sinar matahari menembus
kedalam air, menyinari biota laut yang ada. kemilaunya di air yang bening tu
bener-bener gak tergantikan deeeh,,
Terumbu karangnya luar
biasa, kontur dasar lautnya membentuk bukit-bukit kecil, warna karangnya
bermacam-macam, tumbuhan lautnya pun berwarna warni, salah satu dari kami ada
yang masuk kelorong-lorong karang besar, dari kami ada yang mencoba melihat
karang-karang lebih dekat lagi, dari kami ada juga yang memotret-motret keindahan
bawah laut, ada yang berdiam dipermukaan sambil menatap kagum terumbu
karangnya, ada yang megangin pelampung temenya (takut kesasar), dan ada juga
yang langsung kembali ke bibir dermaga karena agak sawan dengan ombak.
Selain terumbu
karangnya, kami juga menikmati lucunya ikan-ikan yang hilir mudik di spot dasar
yang bernama karang kapal ini. Warna ikan disini sangat beragam. Ada yang
belang putih hitam, ada yang kuning, hijau muda, biru, dll. Bukan Cuma
mengikuti kemana mereka berenang, bukan Cuma menyaksikan bagaimana mereka
beriringan bak Kafilah, tapi kami juga memberi mereka roti. Saat kami hancurkan
roti dalam genggaman, satu-persatu dari mereka bemunculan. Awalnya satu ekor
doang, tapi ada lagi yang muncul ikut nyaplok roti, jadi dua ekor, jadi lima,
belasan, puluhan sampai ratusan. Warna-warni mereka betul-betul ajaib. Begitu
habis roti ditangan mereka pun perlahan berpencaran. Wooww.. satu cermin
keakraban manusia dan ikan sudah kami rasakan disini, bercengkrama dan saling
berbagi…
Senja mulai muncul,
kami gak tau jam berapa, tapi kami harus sudahi pengalaman seru ini. Kamipun
beranjak ke dermaga menuju homestay. Di homestay kami: bilas, rebahan, ngemil,
shalat maghrib, makan malam, shalat isya, ngopi, ngobrol, keliling-keliling dan
bobo.. J
Minggu, 12 mei 2013.
Jam 05:00, sebagian dari kami ada yang sholat subuh, ada yang masih tidur, ada
yang dandan. Dan sekitar pukul 06:30 kami jalan kaki ke dermaga untuk melihat
sunrise. Karena kalau di bukit matahari agak jauh jalannya. Tapi sampai kurang
lebih pukul 06:00 matahari belum Nampak, karena cuacanya emang agak mendung.
Akhirnya kami beralih ke pantai pasir perawan. Waaaww.. ternyata kalau kahir
pekan disini cukup ramai. Pantainya besih, pengunjung ada yang foto-foto, main
pasir, sewa sampan dan lain-lain. Pantai pasir perawan ini terlindungi oleh
taman mangrove disekelilingnya, jadi ombaknya kelewat landai. Cukup safety
untuk anak-anak. Jam 08:00 kami meninggalkan pantai dan nyari sarapan. Jam
09:00 kami packing kembali dan rapih-rapih. Dan jam 10:30 kami ke dermaga untuk
nunggu perahu dengan keberangkatan jam 11:00.
Cuaca sangat cerah, awan-awan Nampak putih bercahaya
Tidak lama kami berfoto-foto perahu pun datang, dan..:
SAMPAI JUMPA LAGI PULAU PARI…
Saat perahu perlahan
meninggalkan pulau pari, ketika pulau makin tak telihat, salah satu dari kami
teringat akan penggalan puisi Bung Karno:
“Jika aku berdiri di
pantai Ngliyep
Aku mendengar lautan
Indonesia bergelora.
Membanting di pantai
Ngeliyep itu
Aku mendengar lagu –sajak
Indonesia.
Jika aku menghirup
udara ini
Aku tidak lagi
menghirup udara
Aku menghirup
Indonesia...”