Selasa, 21 Mei 2013

"cerita dari Pulau Pari 2013"


“tanah surga ada di Indonesia”. Itulah kalimat yang sekiranya tepat saat kita mengunjungi Pulau Pari. Dimana ada keindahan luar biasa yang dapat kita lihat dipulau tersebut. Dari mulai pasirnya, pantainya, terumbu karangnya, warganya hingga oleh-olehnya.

baiklah, kita mulai cerita kita dari Meeting Point di Stasiun Bogor. Sabtu 11 mei 2013, saat itu jam menunjukan 03:30, kamipun mulai berkumpulan satu persatu. Meeting point sengaja dilakukan jam 03:30 karna kami bermaksud untuk menaiki kereta api Communter line pertama kearah Jakarta yaitu pukul 04:00. sebagian dari kami menganggap ini tour yang cukup menyiksa (soalnya pagi banget, jam sgitu mah enaknya bobo). Tapi sbagian yang lainnya tetap semangat. Awalnya peserta yang deal ikut berjumlah 20 orang, namun karena yang  5 orang terkalahkan oleh waktu, jadi kita Cuma ber-15 orang.

itupun tadinya ada yang nyaris ketinggalan kereta. Bagaimana tidak, diantara kami ada yang berlarian mengejar kberangkatan kereta dalam hitungan detik, begitu dia masuk kereta, seketika itu juga pintu kereta tertutup dan melaju. (agak mirip film barat gitu deh).

kereta tiba di stasiun Jakarta kota skitar pukul 05:30. Kamipun opening sebentar lalu bergegas naik angkot menuju pelabuhan muara angke. Lima belas orang dalam satu angkot?? Tetap masuk kok, meskipun yang mungil merasa sempit ketimbang yang babon. Pukul 06:00 kami sudah tiba di pelabuhan muara angke. Ternyata kami sudah ditunggu oleh pemandu kami. Tak lama kemudian, kamipun menaiki perahu yang batas maksimalnya sudah kalah oleh jumlah penumpang. Perahu lumayan terlambat dari waktu yg sudah dijadwalkan. Karena masih ada satu rombongan lagi yang blm tiba di pelabuhan. (hadoooohhh,, kalau telatnya sejam gini sih harusnya si rombongan yg telat disuruh minta maaf kepada penumpang lain yang sdah datang tepat waktu, biar mikiiirr).
J

pukul 08:30 perahu siap berangkat meninggalkan pelabuhan. Para penumpang termasuk kami mulai agak happy. Air disekitar perahu kami mulai bergelombang oleh baling-baling perahu kami. Perahupun perlahan melaju…
J

baru 20 menit kami diperahu, perjalanan pun sempat terhenti oleh sampah yang nyangkut di baling-baling perahu. Buat yang baru naik perahu memang agak mengerikan, karna saat mesin dimatikan perahu sempat terombang-ambing oleh ombak. (bawaan nya jadi pengen sholat). 

15 menit menunggu, akhirnya sang nakhoda menyalakan mesinya untuk melaju kembali. Diperjalanan kami menikmati beberapa pulau yang terlintas, seperti pulau, Onrust, pulau kelor, pulau cipir, pulau untung jawa & pulau rambut. Tidak sedikit dari penumpang yang berfoto ria.

Jam 10:30 perahu tiba di dermaga pulau pari, pasir putih dan air jernih menyambut kedatangan kami. Masing-masing rombongan langsung di giring ke homestay mereka, begitu juga kami. Bicara soal homestay, kami merasa lebih bermartabat dibanding rombongan lain, karena homestay yang kami tempati adalah rumah Ketua RT. Hehe. Rumahnya mirip villa, karena semua bagian dingdingnya berbahan bilik bambu. Meskipun begitu, didalamnya tetep ada TV, kulkas, dan air full segalon. Hehe
Dihomestay kami ishoma sampai jam 13:00. Stelah itu dilanjutkan dengan briefing yang diselenggarakan dengan cara seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya. Setelah itu qt langsung berangkat ke meninggalkan homestay menuju tempat penyewaan alat snorkeling. (30 rb: masker, google, kaki katak & pelampung). Usai memilah-milih ukuran yang cocok untuk kami masing-masing, kamipun pergi menuju karang kapal yang tidah jauh dari ujung dermaga sebelah timur.

Byuuurrr, byuuurrr, byuuuurrrr… satu persatu dari kami menjeburkan diri ke perairan di karang kapal. Ada yang langsung menyelam, ada yang nungguin partnernya, ada juga yang pelan-pelan dari mata kaki, dengkul, paha, pinggang, dada, leher dan byuuuurrrr…

Airnya bening banget, saat kami menikmati indahnya alam bawah laut Nampak sinar matahari menembus kedalam air, menyinari biota laut yang ada. kemilaunya di air yang bening tu bener-bener gak tergantikan deeeh,,

Terumbu karangnya luar biasa, kontur dasar lautnya membentuk bukit-bukit kecil, warna karangnya bermacam-macam, tumbuhan lautnya pun berwarna warni, salah satu dari kami ada yang masuk kelorong-lorong karang besar, dari kami ada yang mencoba melihat karang-karang lebih dekat lagi, dari kami ada juga yang memotret-motret keindahan bawah laut, ada yang berdiam dipermukaan sambil menatap kagum terumbu karangnya, ada yang megangin pelampung temenya (takut kesasar), dan ada juga yang langsung kembali ke bibir dermaga karena agak sawan dengan ombak.

Selain terumbu karangnya, kami juga menikmati lucunya ikan-ikan yang hilir mudik di spot dasar yang bernama karang kapal ini. Warna ikan disini sangat beragam. Ada yang belang putih hitam, ada yang kuning, hijau muda, biru, dll. Bukan Cuma mengikuti kemana mereka berenang, bukan Cuma menyaksikan bagaimana mereka beriringan bak Kafilah, tapi kami juga memberi mereka roti. Saat kami hancurkan roti dalam genggaman, satu-persatu dari mereka bemunculan. Awalnya satu ekor doang, tapi ada lagi yang muncul ikut nyaplok roti, jadi dua ekor, jadi lima, belasan, puluhan sampai ratusan. Warna-warni mereka betul-betul ajaib. Begitu habis roti ditangan mereka pun perlahan berpencaran. Wooww.. satu cermin keakraban manusia dan ikan sudah kami rasakan disini, bercengkrama dan saling berbagi…

Senja mulai muncul, kami gak tau jam berapa, tapi kami harus sudahi pengalaman seru ini. Kamipun beranjak ke dermaga menuju homestay. Di homestay kami: bilas, rebahan, ngemil, shalat maghrib, makan malam, shalat isya, ngopi, ngobrol, keliling-keliling dan bobo.. J

Minggu, 12 mei 2013. Jam 05:00, sebagian dari kami ada yang sholat subuh, ada yang masih tidur, ada yang dandan. Dan sekitar pukul 06:30 kami jalan kaki ke dermaga untuk melihat sunrise. Karena kalau di bukit matahari agak jauh jalannya. Tapi sampai kurang lebih pukul 06:00 matahari belum Nampak, karena cuacanya emang agak mendung. Akhirnya kami beralih ke pantai pasir perawan. Waaaww.. ternyata kalau kahir pekan disini cukup ramai. Pantainya besih, pengunjung ada yang foto-foto, main pasir, sewa sampan dan lain-lain. Pantai pasir perawan ini terlindungi oleh taman mangrove disekelilingnya, jadi ombaknya kelewat landai. Cukup safety untuk anak-anak. Jam 08:00 kami meninggalkan pantai dan nyari sarapan. Jam 09:00 kami packing kembali dan rapih-rapih. Dan jam 10:30 kami ke dermaga untuk nunggu perahu dengan keberangkatan jam 11:00.

Cuaca sangat cerah, awan-awan Nampak putih bercahaya Tidak lama kami berfoto-foto perahu pun datang, dan..: 

SAMPAI JUMPA LAGI PULAU PARI…



Saat perahu perlahan meninggalkan pulau pari, ketika pulau makin tak telihat, salah satu dari kami teringat akan penggalan puisi Bung Karno:

“Jika aku berdiri di pantai Ngliyep
Aku mendengar lautan Indonesia bergelora.
Membanting di pantai Ngeliyep itu
Aku mendengar lagu –sajak Indonesia.

Jika aku menghirup udara ini
Aku tidak lagi menghirup udara
Aku menghirup Indonesia...”