“semua Indah pada waktunya..”,
kiranya itulah pelajaran yang tepat dari
jalan-jalan kami menuju keindahan
Gunung Galunggung di Tasik Malaya.
Gak selamanya
perjalanan itu menyenangkan. Disela tawa kita ada batin yang teriak kelelahan.
Tapi yang pasti setiap perjalanan selalu mengukir kebahagiaan jiwa. Hingga
diakhir tujuan, kita benar-benar terpuaskan oleh panorama yang ada, seolah
segala letih terbayar sudah…
Setelah kumpul di stasiun Jakarta Kota jam 7 malem, kita
langsung cari makanan disekitar stasiun untuk bekal makan malem di kereta. Jam
8 malem pas, kita masuk ke kereta Serayu Malam jurusan Kroya yang akan Berhenti
juga di stasiun Tasik Malaya. Jumlah kita 10 orang, semuanya saling seru2an
dengan berfoto2, ngobrol sambil ngemil, atau mundar-mandir ke toilet sambil
bawa rokok & korek. Waktu menunjukkan 20:35, keretapun mulai berangkat.
Penumpang di kereta belum terlalu padat, sehingga kami masih leluasa untuk
pindah2 duduk sesuka hati. Kurang lebih 30 menit kereta melaju, kami buka
bungkusan bekal makan kami. Ada yang bekal beli di sekitar stasiun Jakarta
kota, ada yang bawa dari rumah, dan ada yang dari hasil masak sendiri.
Kemasannya pun beda-beda, ada yang dari sterofom, dan ada juga yang dari kertas
nasi biasa. Terus isinya pun macam-macam, ada pecel lele, ada ayam goreng, nasi
goreng, dan ada juga yang udah basi. Tapi apapun itu, kita semua tetep saling
berbagi.
Kurang lebih jam 12 malem kereta berenti di kiara condong
untuk menaikkan & menurunkan penumpang, penumpang mulai bertambah. dari
kita ada yang keluar sejenak untuk menghirup segarnya asap rokok. Setelah itu
kereta jalan kembali. AC dikereta mulai menunjukkan ke-angker-an nya,, asap
dingin mulai keluar dari tiap AC yang terpasang di gerbong-gerbong Serayu malam
ini.
“Freezer mulai menjadi, siap-siap deh jadi daging Import..” celetuk salah seorang dari kami.
Karena ACnya mulai terasa makin dingin, dari kita ada yang ngambil jaket, ada yang dempet-dempetan, dan ada yang nikmat tidur sampai mulutnya mangap dengan posisi kepala nenggak keatas. :P
“Freezer mulai menjadi, siap-siap deh jadi daging Import..” celetuk salah seorang dari kami.
Karena ACnya mulai terasa makin dingin, dari kita ada yang ngambil jaket, ada yang dempet-dempetan, dan ada yang nikmat tidur sampai mulutnya mangap dengan posisi kepala nenggak keatas. :P
Hampir jam 4 shubuh, kereta tiba di stasiun Tasik Malaya.
Kita turun, rapih-rapih & foto-foto. Saat suara selawat di mesjid sekitar
stasiun mulai menggema, kita semua keluar dari stasiun menuju mesjid agung
Tasik. Kurang lebih 10 menit berjalan kaki, kamipun sampai dimesjid agung
tasikmalaya atau yang biasa disebut dengan mesjid KAUM. Disini beberapa orang
melaksanakan sholat shubuh, ada juga yang nungguin tas.
Selesai sholat, lelah kami bukannya berkurang, tapi makin terasa. Maklum lah dikereta tidurya sebentar-sebentar,huufftt…
terus ditambah lagi jalan kaki dari stasiun ke mesjid kaum. Huufftt…
dan ternyata dari mesjid kaum kita jalan kaki lagi ke hotel sekitar skitar 20 menit. Huuufftt…
lalu parahnya lagi, kita sampai dihotel jam 05:30 jadi gak bisa istiharat lebih leluasa, karena mobil jemputannya udah datang dari jam 07:00. Hhuuufffttt.. huufftt.. huuffttt.. croottt..
Selesai sholat, lelah kami bukannya berkurang, tapi makin terasa. Maklum lah dikereta tidurya sebentar-sebentar,huufftt…
terus ditambah lagi jalan kaki dari stasiun ke mesjid kaum. Huufftt…
dan ternyata dari mesjid kaum kita jalan kaki lagi ke hotel sekitar skitar 20 menit. Huuufftt…
lalu parahnya lagi, kita sampai dihotel jam 05:30 jadi gak bisa istiharat lebih leluasa, karena mobil jemputannya udah datang dari jam 07:00. Hhuuufffttt.. huufftt.. huuffttt.. croottt..
Jam 07:30, mobil yang dah nunggu di depan hotel masih belum
kita naiki, karena kita dah ijin ke sopirnya mo nyari sarapan dulu. “punten weh
kaaang, wayahna weh nyaa?!” :P
karena hotel kita berada dipusat kota, jadi gak sulit untuk dapetin sarapan. (intinya kenyang lah)
karena hotel kita berada dipusat kota, jadi gak sulit untuk dapetin sarapan. (intinya kenyang lah)
Jam 08:00, kita berangkat dari hotel menuju destinasi utama
kita yaitu kawasan wisata “Gunung Galunggung”…
Sepanjang perjalanan menuju galunggung, kami disambut
pemandangan indah. Dikanan kiri kami ada sawah-sawah, kolam-kolam ikan atau
yang biasa disebut balong, dan sesekali kita juga melihat sungai yang tidak
terlalu deras dan bening airnya…
“apakah kita sudah sampai pada akhir dari keletihan??” Tanya kami dihati.
“mungkin”. ragu jawab kami dihati sambil memotret pemandangan yang kami lewati.
“apakah kita sudah sampai pada akhir dari keletihan??” Tanya kami dihati.
“mungkin”. ragu jawab kami dihati sambil memotret pemandangan yang kami lewati.
Jam 10 kurang, kita sampai di area parkir kendaraan di depan
tangga menuju kawah galunggung. kami membawa sesuatu seperlunya, seperti air,
kamera & jaket. Adapun barang lainnya kami titipkan ke sopir didalam mobil.
Semua itu kami lakukan dengan tergesa-gesa seolah dah gak sabar untuk melihat
kawah. Tapi begitu kami hendak memulai pendakian yang kami anggap ringan,
sebagian dari kami melihat sebuah plang yang bertuliskan jumlah anak tangga
yang akan dilewati untuk menuju tangga. Dan jumlah nya ternyata:
…#$^$#@^%$#%^$&^%$.. L
LEBIH DARI 600. (terbilang: Enam Ratus Lebih) huuufffttt…
“ternyata lelah kami belum sampai pada ujungnya..” bisik dihati.
“cemunguuut eaa..” Nyemangatin betis sendiri.
LEBIH DARI 600. (terbilang: Enam Ratus Lebih) huuufffttt…
“ternyata lelah kami belum sampai pada ujungnya..” bisik dihati.
“cemunguuut eaa..” Nyemangatin betis sendiri.
Saat menaiki tangga awan kinton itu, awalnya kita enjoy.
Tapi lama kelamaan ni betis nagih ke jantung supaya berdetak lebih cepet.
Wooww.. hasilnya: tarikan & hembusan nafas beradu dalam hitungan detik,
keringet pada keluar, tenggorokan minta air, lidah sedikit keluar, mata merem
melek sambil tangan bertolak ke pinggang. Gurih-gurih nyoyy lah Gan pokokna
mah.
kami istirahat sejenak dan nyempetin foto-foto. Abis itu, lanjut lagi..
kami istirahat sejenak dan nyempetin foto-foto. Abis itu, lanjut lagi..
Sekitar Tinggal 150 tangga lagi, dua dari kami ada yang
beradu lari untuk memecahkan rekor terkuat. Tapi dari keduanya gak ada yang
lebih dari 30 tangga. Huufffttt.. cape nya makin ajjiiibb cuy,,
dijajaran tangga yang terasa makin curam ini, kami perhatikan hampir semua orang menderita kelelahan.
dijajaran tangga yang terasa makin curam ini, kami perhatikan hampir semua orang menderita kelelahan.
“TIADA YANG KAMI DENGAR DISINI KECUALI HEMBUSAN LELAH NAFAS PARA PENDAKI..”
Meskipun begitu, sebagian dari kami ada yang dengan tenang menaiki tangga demi tangga. Hingga kami semua sampai di tangga terakhir pendakian dan bisa melihat kawah galunggung yang ..??
AMAZING!
WONDERFUL!
GREAT!
EXTRAORDINARY!
WONDERFUL!
GREAT!
EXTRAORDINARY!
Banyak hal yang kita lakukan
disini, seperti kebanyakan para wisatawan yang datang ke suatu dataran tinggi
tertentu, yaitu tarik nafas, foto-foto, minum, foto-foto, jajan, foto-foto,
nikmati panorama, foto-foto, siap2 balik, dan yang terakhir foto-foto.
Puas foto-foto dan menikmati
kawah alam gunung galunggung, kami langsung menuju kelokasi wisata kedua. Yaitu
pemandian air panas cipanas yang masih berada di kaki gunung galunggung.
setahun sebelumnya sungai cipanas ini memang berair panas, tapi entah kenapa
ketika kami menjeburkan diri kok airnya dingin?? Jadi gimanaaa gitu. Setelah
diamati ternyata air panasnya kini hanya keluar dari beberapa bambu yang ada di
sepanjang sungai cipanas dan kolam-kolam yang memang sudah di sediakan. Entah
air panasnya berkurang, entah dipampet salurannya kesungai tersebut, padahal
yang kita harapkan sungainya yang berair panas. Hiks!
However, kita tetap menikmati air
panas yang keluar dari lubang-lubang kecil disekitar pinggiran sungainya. Kok
bisa? Caranya ya dengan metik daun yang lebar terus dilintingin dan dijadikan
pipa kecil, lalu kita berebut punggung untuk dapet kucuran air panas dari pipa
daun yang besarnya sama dengan lintingan rokok itu. Selain itu, cara kita yang
lainnya adalah membendung air yang keluar dari sela-sela batu dengan
kerikil-kerikil sungai. Kalau diukur sih cukup lah untuk dua orang dalam posisi
duduk. Tapi kenyataannya yang nongkrong disitu ada lima orang. (rusuh).
Hari kian sore. Waktu menunjukkan jam 14:00. Kita
bergegas untuk kembali ke mobil…
Sebelum maghrib kami sudah tiba di penginapan. Trus
mandi dan ngobrol-ngobrol sambil nunggu malam tiba.
Jam 19:30 kita keluar penginapan
dan cari makanan yang unik ditasik. Gak jauh dari penginapan kita langsung
nemuin makanan yang unik, yaitu bebek goring dengan berbagai pilihan menu.
Pokoknya harganya betul-betul memuliakan backpacker deh. Nasinya sudah
dibungkus dengan daun pisang seharga 2 ribu rupiah. Dan bebeknya dari mulai
500, 1000, 1500, sampe 20 ribu. Buat petualang susah kaya kita sih banyaknya
ngambil yang gopean, begitu selesai milih, bebekpun langsung di goreng.
Perut udah kenyang. Kita
jalan-jalan menikmati kota Tasik Malaya dimalam hari. Walaupun ada nyasarnya,
tapi kebersamaan kami membuat semuanya jadi menyenangkan. Pukul 22:00 kita
kembali ke Hotel dan Bobo.
Keesokan harinya, jam 07:00 kami
packing dan pulang dengan membawa banyak cerita…
Terima kasih Gunung Galunggung..
Terima kasih Tasik Malaya..
Darimu kutahu apa itu perjuangan..
Karenamu kutemukan arti perjalanan…