Sabtu, 11 Januari 2014

Cerita dari Gunung Galunggung



“semua Indah pada waktunya..”,
kiranya itulah pelajaran yang tepat dari jalan-jalan kami menuju keindahan
Gunung Galunggung di Tasik Malaya.

Gak selamanya perjalanan itu menyenangkan. Disela tawa kita ada batin yang teriak kelelahan. Tapi yang pasti setiap perjalanan selalu mengukir kebahagiaan jiwa. Hingga diakhir tujuan, kita benar-benar terpuaskan oleh panorama yang ada, seolah segala letih terbayar sudah…
Setelah kumpul di stasiun Jakarta Kota jam 7 malem, kita langsung cari makanan disekitar stasiun untuk bekal makan malem di kereta. Jam 8 malem pas, kita masuk ke kereta Serayu Malam jurusan Kroya yang akan Berhenti juga di stasiun Tasik Malaya. Jumlah kita 10 orang, semuanya saling seru2an dengan berfoto2, ngobrol sambil ngemil, atau mundar-mandir ke toilet sambil bawa rokok & korek. Waktu menunjukkan 20:35, keretapun mulai berangkat. Penumpang di kereta belum terlalu padat, sehingga kami masih leluasa untuk pindah2 duduk sesuka hati. Kurang lebih 30 menit kereta melaju, kami buka bungkusan bekal makan kami. Ada yang bekal beli di sekitar stasiun Jakarta kota, ada yang bawa dari rumah, dan ada yang dari hasil masak sendiri. Kemasannya pun beda-beda, ada yang dari sterofom, dan ada juga yang dari kertas nasi biasa. Terus isinya pun macam-macam, ada pecel lele, ada ayam goreng, nasi goreng, dan ada juga yang udah basi. Tapi apapun itu, kita semua tetep saling berbagi.
Kurang lebih jam 12 malem kereta berenti di kiara condong untuk menaikkan & menurunkan penumpang, penumpang mulai bertambah. dari kita ada yang keluar sejenak untuk menghirup segarnya asap rokok. Setelah itu kereta jalan kembali. AC dikereta mulai menunjukkan ke-angker-an nya,, asap dingin mulai keluar dari tiap AC yang terpasang di gerbong-gerbong Serayu malam ini.
“Freezer mulai menjadi, siap-siap deh jadi daging Import..” celetuk salah seorang dari kami.
Karena ACnya mulai terasa makin dingin, dari kita ada yang ngambil jaket, ada yang dempet-dempetan, dan ada yang nikmat tidur sampai mulutnya mangap dengan posisi kepala nenggak keatas. :P
Hampir jam 4 shubuh, kereta tiba di stasiun Tasik Malaya. Kita turun, rapih-rapih & foto-foto. Saat suara selawat di mesjid sekitar stasiun mulai menggema, kita semua keluar dari stasiun menuju mesjid agung Tasik. Kurang lebih 10 menit berjalan kaki, kamipun sampai dimesjid agung tasikmalaya atau yang biasa disebut dengan mesjid KAUM. Disini beberapa orang melaksanakan sholat shubuh, ada juga yang nungguin tas.
Selesai sholat, lelah kami bukannya berkurang, tapi makin terasa. Maklum lah dikereta tidurya sebentar-sebentar,huufftt…
terus ditambah lagi jalan kaki dari stasiun ke mesjid kaum. Huufftt…
dan ternyata dari mesjid kaum kita jalan kaki lagi ke hotel sekitar skitar 20 menit. Huuufftt…
lalu parahnya lagi, kita sampai dihotel jam 05:30 jadi gak bisa istiharat lebih leluasa, karena mobil jemputannya udah datang dari jam 07:00. Hhuuufffttt.. huufftt.. huuffttt.. croottt..
Jam 07:30, mobil yang dah nunggu di depan hotel masih belum kita naiki, karena kita dah ijin ke sopirnya mo nyari sarapan dulu. “punten weh kaaang, wayahna weh nyaa?!” :P
karena hotel kita berada dipusat kota, jadi gak sulit untuk dapetin sarapan. (intinya kenyang lah)
Jam 08:00, kita berangkat dari hotel menuju destinasi utama kita yaitu kawasan wisata “Gunung Galunggung”…
Sepanjang perjalanan menuju galunggung, kami disambut pemandangan indah. Dikanan kiri kami ada sawah-sawah, kolam-kolam ikan atau yang biasa disebut balong, dan sesekali kita juga melihat sungai yang tidak terlalu deras dan bening airnya…
“apakah kita sudah sampai pada akhir dari keletihan??” Tanya kami dihati.
“mungkin”. ragu jawab kami dihati sambil memotret pemandangan yang kami lewati.
Jam 10 kurang, kita sampai di area parkir kendaraan di depan tangga menuju kawah galunggung. kami membawa sesuatu seperlunya, seperti air, kamera & jaket. Adapun barang lainnya kami titipkan ke sopir didalam mobil. Semua itu kami lakukan dengan tergesa-gesa seolah dah gak sabar untuk melihat kawah. Tapi begitu kami hendak memulai pendakian yang kami anggap ringan, sebagian dari kami melihat sebuah plang yang bertuliskan jumlah anak tangga yang akan dilewati untuk menuju tangga. Dan jumlah nya ternyata: …#$^$#@^%$#%^$&^%$..  L
LEBIH DARI 600. (terbilang: Enam Ratus Lebih) huuufffttt…
“ternyata lelah kami belum sampai pada ujungnya..” bisik dihati.
“cemunguuut eaa..” Nyemangatin betis sendiri.
Saat menaiki tangga awan kinton itu, awalnya kita enjoy. Tapi lama kelamaan ni betis nagih ke jantung supaya berdetak lebih cepet. Wooww.. hasilnya: tarikan & hembusan nafas beradu dalam hitungan detik, keringet pada keluar, tenggorokan minta air, lidah sedikit keluar, mata merem melek sambil tangan bertolak ke pinggang. Gurih-gurih nyoyy lah Gan pokokna mah.
kami istirahat sejenak dan nyempetin foto-foto. Abis itu, lanjut lagi..
Sekitar Tinggal 150 tangga lagi, dua dari kami ada yang beradu lari untuk memecahkan rekor terkuat. Tapi dari keduanya gak ada yang lebih dari 30 tangga. Huufffttt.. cape nya makin ajjiiibb cuy,,
dijajaran tangga yang terasa makin curam ini, kami perhatikan hampir semua orang menderita kelelahan.

“TIADA YANG KAMI DENGAR DISINI KECUALI HEMBUSAN LELAH NAFAS PARA PENDAKI..”

Meskipun begitu, sebagian dari kami ada yang dengan tenang menaiki tangga demi tangga. Hingga kami semua sampai di tangga terakhir pendakian dan bisa melihat kawah galunggung yang ..??
AMAZING! 
WONDERFUL!
GREAT!
EXTRAORDINARY!
Banyak hal yang kita lakukan disini, seperti kebanyakan para wisatawan yang datang ke suatu dataran tinggi tertentu, yaitu tarik nafas, foto-foto, minum, foto-foto, jajan, foto-foto, nikmati panorama, foto-foto, siap2 balik, dan yang terakhir foto-foto.
Puas foto-foto dan menikmati kawah alam gunung galunggung, kami langsung menuju kelokasi wisata kedua. Yaitu pemandian air panas cipanas yang masih berada di kaki gunung galunggung. setahun sebelumnya sungai cipanas ini memang berair panas, tapi entah kenapa ketika kami menjeburkan diri kok airnya dingin?? Jadi gimanaaa gitu. Setelah diamati ternyata air panasnya kini hanya keluar dari beberapa bambu yang ada di sepanjang sungai cipanas dan kolam-kolam yang memang sudah di sediakan. Entah air panasnya berkurang, entah dipampet salurannya kesungai tersebut, padahal yang kita harapkan sungainya yang berair panas. Hiks!
However, kita tetap menikmati air panas yang keluar dari lubang-lubang kecil disekitar pinggiran sungainya. Kok bisa? Caranya ya dengan metik daun yang lebar terus dilintingin dan dijadikan pipa kecil, lalu kita berebut punggung untuk dapet kucuran air panas dari pipa daun yang besarnya sama dengan lintingan rokok itu. Selain itu, cara kita yang lainnya adalah membendung air yang keluar dari sela-sela batu dengan kerikil-kerikil sungai. Kalau diukur sih cukup lah untuk dua orang dalam posisi duduk. Tapi kenyataannya yang nongkrong disitu ada lima orang. (rusuh).
Hari kian sore. Waktu menunjukkan jam 14:00. Kita bergegas untuk kembali ke mobil…
Sebelum maghrib kami sudah tiba di penginapan. Trus mandi dan ngobrol-ngobrol sambil nunggu malam tiba.

Jam 19:30 kita keluar penginapan dan cari makanan yang unik ditasik. Gak jauh dari penginapan kita langsung nemuin makanan yang unik, yaitu bebek goring dengan berbagai pilihan menu. Pokoknya harganya betul-betul memuliakan backpacker deh. Nasinya sudah dibungkus dengan daun pisang seharga 2 ribu rupiah. Dan bebeknya dari mulai 500, 1000, 1500, sampe 20 ribu. Buat petualang susah kaya kita sih banyaknya ngambil yang gopean, begitu selesai milih, bebekpun langsung di goreng.
Perut udah kenyang. Kita jalan-jalan menikmati kota Tasik Malaya dimalam hari. Walaupun ada nyasarnya, tapi kebersamaan kami membuat semuanya jadi menyenangkan. Pukul 22:00 kita kembali ke Hotel  dan Bobo.
Keesokan harinya, jam 07:00 kami packing dan pulang dengan membawa banyak cerita…


Terima kasih Gunung Galunggung..
Terima kasih Tasik Malaya..
Darimu kutahu apa itu perjuangan..
Karenamu kutemukan arti perjalanan…