Kamis, 30 Oktober 2014

"Mengulang Tour Nusa Kambangan 2014"





mengunjungi bahari di selatan pulau jawa memang tiada pernah bosan. nah, untuk meninndak lanjuti tour yang sempat tertunda, kali ini BBC akan mengunjungi pulau terkenal di selatan jawa, yaitu pulau Nusa Kambangan. ada banyak objek menarik yang bisa kita jelajahi di dalamnya. Gua, Benteng, Hutan dan pantai pasir putihnya. belum lagi cendramata yang bisa kita beli disini, diantaranya adalah Batu Mulia & madu khas nusa kambangan.

perjalanan menuju pulau ini akan seru sekali. karena kita akan menaiki kereta yang membelah selatan pulau jawa, lalu bus yang melitasi sudut kota Cilacap dan angkutan umum yang melalui kampung nelayan.

budget 250 ribu/orang.
include: tiket kereta api jakarta PP, camp di dalam pulau nusa kambangan, dinner/barberque, sewa perahu teluk penyu-nusa kambangan PP, tiket masuk nusa kambangan & asuransi.
exclude: makan, ongkos bis & angkot lokal.
deadline akhir daftar dan DP: Minggu 9 November 2014
DP: 150 ribu.

cp: Ahmad Hamdani: 0857 1549 3936
Rian AS: 0856 9122 3499

Jumat, 08 Agustus 2014

Kisah Kami di Lereng Gunung Salak 2014

salah seorang petualang ternama dunia pernah berkata: "petualang sejati, tak pernah menghina negerinya sendiri".

pengertian menghina itu bisa melecehkan, menganggap remeh, atau tidak perduli. hmm.. perkataan sang petualang dunia tersebut memang cocok sebagai nasehat untuk kebanyakan orang di negeri kita saat ini. apa-apa yang berbau luar negeri atau luar daerah selalu dianggap trend yang "wah". dianggapnya foto atau jepretan kamera yang ber-background icon suatu kota adalah hal yang membanggakan. padahal tidak!!
memang sih, sangat kuper juga kalau jalan-jalan kita cuma di dalem kota atau kabupaten aja, hehe.. tapi apapun itu, travelling yang sempurna adalah travelling yang diliputi rasa ke-ingin-tahuan kita terhadap destinasi yang kita tuju, serta rasa haus kita akan indahnya pengalaman baru selama dalam perjalanan. Satujuuu??

Minggu pagi, 13 April 2014. Kami masih terpencar-pencar. Ada yang baru keluar stasiun Bogor, ada yang masih di stasiun Cilebut, ada yang motornya bermasalah di sekitar tugu kujang, ada juga yang ijin mo beli sesuatu dulu di mini market. Tapi.. yang wajib dikasih penghargaan ya mereka yang datang on time di Meeting point. jujur, emang Siapa sih yang datang tepat waktu?? Si alfi apa si koko sih?? Atau si eka sama irawan kali ya??
Tau ah,, abis ketuanya sendiri juga rada telat sih datengnya. Dan itu bikin sebagian dari kita ngerasa bĂȘte tauuu!! :(

Meeting point kita adalah gerbang kebun raya bogor yg deket Ramayana. Harusnya sih jam 7 pagi dah berangkat, tapi karena masalah-masalah itu selalu ada, ya akhirnya kita baru jalan jam 8 lewat gitu deh. Semua peserta gak ada yang boleh bawa kendaraan pribadi, karena panitia sudah menyiapkan kendaraan. Adapun peserta yang dari rumah bawa kendaraan sendiri, mereka parkirkan kendaraannya di areal parkir kebun raya Bogor. Setelah semua motor diparkir dan peserta sudah lengkap, kamipun berjalan sedikit menuju lawang saketeng untuk naik kendaraan yang disiapkan panitia.
Begitu peserta ngeliat kendaraan yang akan di gunakan:
wooowww,,
gelo,,
bujuuugg,,
edaaaaaan,,
iyeu beneran naek dugul??
nu bener weh atuh?? parah amaaaatt!!!

well, dugul tu terlalu gimanaaa gitu kedengerannya,, agak elit dikit dong, Pick Up lah, ulah dugul teuing, hehe

Jam 8 lewat, mobil yang kita naiki berangkat menuju lokasi, melewati rute yang berbeda dari angkot ciapus. Kami lewat BNR (Bogor Nirwana Residence) lalu cibeurueum. Sebetulnya sih lebih praktis lewat jalur angkot ciapus. Karena tujuan kita adalah situ ciapus, sungai citiis dan pura jagatkartra. Tapi kita punya dua alasan kenapa gak lewat jalur angkot ciapus. Pertama, dengan kita lewat BNR dan cibeureum tu kita bisa lihat pemandangan baru selama perjalanan. Kedua, menghindari tatapan orang terhadap kami sepanjang jalan. Karena jalur angkot ciapus tu ramai. (takut disangka gerombolan majlis taklim). Kan gak lucu juga tampang udah pada keren malah di sangka mo ngaji.

Bersambuuuunngg…:P

Sabtu, 11 Januari 2014

Cerita dari Gunung Galunggung



“semua Indah pada waktunya..”,
kiranya itulah pelajaran yang tepat dari jalan-jalan kami menuju keindahan
Gunung Galunggung di Tasik Malaya.

Gak selamanya perjalanan itu menyenangkan. Disela tawa kita ada batin yang teriak kelelahan. Tapi yang pasti setiap perjalanan selalu mengukir kebahagiaan jiwa. Hingga diakhir tujuan, kita benar-benar terpuaskan oleh panorama yang ada, seolah segala letih terbayar sudah…
Setelah kumpul di stasiun Jakarta Kota jam 7 malem, kita langsung cari makanan disekitar stasiun untuk bekal makan malem di kereta. Jam 8 malem pas, kita masuk ke kereta Serayu Malam jurusan Kroya yang akan Berhenti juga di stasiun Tasik Malaya. Jumlah kita 10 orang, semuanya saling seru2an dengan berfoto2, ngobrol sambil ngemil, atau mundar-mandir ke toilet sambil bawa rokok & korek. Waktu menunjukkan 20:35, keretapun mulai berangkat. Penumpang di kereta belum terlalu padat, sehingga kami masih leluasa untuk pindah2 duduk sesuka hati. Kurang lebih 30 menit kereta melaju, kami buka bungkusan bekal makan kami. Ada yang bekal beli di sekitar stasiun Jakarta kota, ada yang bawa dari rumah, dan ada yang dari hasil masak sendiri. Kemasannya pun beda-beda, ada yang dari sterofom, dan ada juga yang dari kertas nasi biasa. Terus isinya pun macam-macam, ada pecel lele, ada ayam goreng, nasi goreng, dan ada juga yang udah basi. Tapi apapun itu, kita semua tetep saling berbagi.
Kurang lebih jam 12 malem kereta berenti di kiara condong untuk menaikkan & menurunkan penumpang, penumpang mulai bertambah. dari kita ada yang keluar sejenak untuk menghirup segarnya asap rokok. Setelah itu kereta jalan kembali. AC dikereta mulai menunjukkan ke-angker-an nya,, asap dingin mulai keluar dari tiap AC yang terpasang di gerbong-gerbong Serayu malam ini.
“Freezer mulai menjadi, siap-siap deh jadi daging Import..” celetuk salah seorang dari kami.
Karena ACnya mulai terasa makin dingin, dari kita ada yang ngambil jaket, ada yang dempet-dempetan, dan ada yang nikmat tidur sampai mulutnya mangap dengan posisi kepala nenggak keatas. :P
Hampir jam 4 shubuh, kereta tiba di stasiun Tasik Malaya. Kita turun, rapih-rapih & foto-foto. Saat suara selawat di mesjid sekitar stasiun mulai menggema, kita semua keluar dari stasiun menuju mesjid agung Tasik. Kurang lebih 10 menit berjalan kaki, kamipun sampai dimesjid agung tasikmalaya atau yang biasa disebut dengan mesjid KAUM. Disini beberapa orang melaksanakan sholat shubuh, ada juga yang nungguin tas.
Selesai sholat, lelah kami bukannya berkurang, tapi makin terasa. Maklum lah dikereta tidurya sebentar-sebentar,huufftt…
terus ditambah lagi jalan kaki dari stasiun ke mesjid kaum. Huufftt…
dan ternyata dari mesjid kaum kita jalan kaki lagi ke hotel sekitar skitar 20 menit. Huuufftt…
lalu parahnya lagi, kita sampai dihotel jam 05:30 jadi gak bisa istiharat lebih leluasa, karena mobil jemputannya udah datang dari jam 07:00. Hhuuufffttt.. huufftt.. huuffttt.. croottt..
Jam 07:30, mobil yang dah nunggu di depan hotel masih belum kita naiki, karena kita dah ijin ke sopirnya mo nyari sarapan dulu. “punten weh kaaang, wayahna weh nyaa?!” :P
karena hotel kita berada dipusat kota, jadi gak sulit untuk dapetin sarapan. (intinya kenyang lah)
Jam 08:00, kita berangkat dari hotel menuju destinasi utama kita yaitu kawasan wisata “Gunung Galunggung”…
Sepanjang perjalanan menuju galunggung, kami disambut pemandangan indah. Dikanan kiri kami ada sawah-sawah, kolam-kolam ikan atau yang biasa disebut balong, dan sesekali kita juga melihat sungai yang tidak terlalu deras dan bening airnya…
“apakah kita sudah sampai pada akhir dari keletihan??” Tanya kami dihati.
“mungkin”. ragu jawab kami dihati sambil memotret pemandangan yang kami lewati.
Jam 10 kurang, kita sampai di area parkir kendaraan di depan tangga menuju kawah galunggung. kami membawa sesuatu seperlunya, seperti air, kamera & jaket. Adapun barang lainnya kami titipkan ke sopir didalam mobil. Semua itu kami lakukan dengan tergesa-gesa seolah dah gak sabar untuk melihat kawah. Tapi begitu kami hendak memulai pendakian yang kami anggap ringan, sebagian dari kami melihat sebuah plang yang bertuliskan jumlah anak tangga yang akan dilewati untuk menuju tangga. Dan jumlah nya ternyata: …#$^$#@^%$#%^$&^%$..  L
LEBIH DARI 600. (terbilang: Enam Ratus Lebih) huuufffttt…
“ternyata lelah kami belum sampai pada ujungnya..” bisik dihati.
“cemunguuut eaa..” Nyemangatin betis sendiri.
Saat menaiki tangga awan kinton itu, awalnya kita enjoy. Tapi lama kelamaan ni betis nagih ke jantung supaya berdetak lebih cepet. Wooww.. hasilnya: tarikan & hembusan nafas beradu dalam hitungan detik, keringet pada keluar, tenggorokan minta air, lidah sedikit keluar, mata merem melek sambil tangan bertolak ke pinggang. Gurih-gurih nyoyy lah Gan pokokna mah.
kami istirahat sejenak dan nyempetin foto-foto. Abis itu, lanjut lagi..
Sekitar Tinggal 150 tangga lagi, dua dari kami ada yang beradu lari untuk memecahkan rekor terkuat. Tapi dari keduanya gak ada yang lebih dari 30 tangga. Huufffttt.. cape nya makin ajjiiibb cuy,,
dijajaran tangga yang terasa makin curam ini, kami perhatikan hampir semua orang menderita kelelahan.

“TIADA YANG KAMI DENGAR DISINI KECUALI HEMBUSAN LELAH NAFAS PARA PENDAKI..”

Meskipun begitu, sebagian dari kami ada yang dengan tenang menaiki tangga demi tangga. Hingga kami semua sampai di tangga terakhir pendakian dan bisa melihat kawah galunggung yang ..??
AMAZING! 
WONDERFUL!
GREAT!
EXTRAORDINARY!
Banyak hal yang kita lakukan disini, seperti kebanyakan para wisatawan yang datang ke suatu dataran tinggi tertentu, yaitu tarik nafas, foto-foto, minum, foto-foto, jajan, foto-foto, nikmati panorama, foto-foto, siap2 balik, dan yang terakhir foto-foto.
Puas foto-foto dan menikmati kawah alam gunung galunggung, kami langsung menuju kelokasi wisata kedua. Yaitu pemandian air panas cipanas yang masih berada di kaki gunung galunggung. setahun sebelumnya sungai cipanas ini memang berair panas, tapi entah kenapa ketika kami menjeburkan diri kok airnya dingin?? Jadi gimanaaa gitu. Setelah diamati ternyata air panasnya kini hanya keluar dari beberapa bambu yang ada di sepanjang sungai cipanas dan kolam-kolam yang memang sudah di sediakan. Entah air panasnya berkurang, entah dipampet salurannya kesungai tersebut, padahal yang kita harapkan sungainya yang berair panas. Hiks!
However, kita tetap menikmati air panas yang keluar dari lubang-lubang kecil disekitar pinggiran sungainya. Kok bisa? Caranya ya dengan metik daun yang lebar terus dilintingin dan dijadikan pipa kecil, lalu kita berebut punggung untuk dapet kucuran air panas dari pipa daun yang besarnya sama dengan lintingan rokok itu. Selain itu, cara kita yang lainnya adalah membendung air yang keluar dari sela-sela batu dengan kerikil-kerikil sungai. Kalau diukur sih cukup lah untuk dua orang dalam posisi duduk. Tapi kenyataannya yang nongkrong disitu ada lima orang. (rusuh).
Hari kian sore. Waktu menunjukkan jam 14:00. Kita bergegas untuk kembali ke mobil…
Sebelum maghrib kami sudah tiba di penginapan. Trus mandi dan ngobrol-ngobrol sambil nunggu malam tiba.

Jam 19:30 kita keluar penginapan dan cari makanan yang unik ditasik. Gak jauh dari penginapan kita langsung nemuin makanan yang unik, yaitu bebek goring dengan berbagai pilihan menu. Pokoknya harganya betul-betul memuliakan backpacker deh. Nasinya sudah dibungkus dengan daun pisang seharga 2 ribu rupiah. Dan bebeknya dari mulai 500, 1000, 1500, sampe 20 ribu. Buat petualang susah kaya kita sih banyaknya ngambil yang gopean, begitu selesai milih, bebekpun langsung di goreng.
Perut udah kenyang. Kita jalan-jalan menikmati kota Tasik Malaya dimalam hari. Walaupun ada nyasarnya, tapi kebersamaan kami membuat semuanya jadi menyenangkan. Pukul 22:00 kita kembali ke Hotel  dan Bobo.
Keesokan harinya, jam 07:00 kami packing dan pulang dengan membawa banyak cerita…


Terima kasih Gunung Galunggung..
Terima kasih Tasik Malaya..
Darimu kutahu apa itu perjuangan..
Karenamu kutemukan arti perjalanan…


Selasa, 21 Mei 2013

"cerita dari Pulau Pari 2013"


“tanah surga ada di Indonesia”. Itulah kalimat yang sekiranya tepat saat kita mengunjungi Pulau Pari. Dimana ada keindahan luar biasa yang dapat kita lihat dipulau tersebut. Dari mulai pasirnya, pantainya, terumbu karangnya, warganya hingga oleh-olehnya.

baiklah, kita mulai cerita kita dari Meeting Point di Stasiun Bogor. Sabtu 11 mei 2013, saat itu jam menunjukan 03:30, kamipun mulai berkumpulan satu persatu. Meeting point sengaja dilakukan jam 03:30 karna kami bermaksud untuk menaiki kereta api Communter line pertama kearah Jakarta yaitu pukul 04:00. sebagian dari kami menganggap ini tour yang cukup menyiksa (soalnya pagi banget, jam sgitu mah enaknya bobo). Tapi sbagian yang lainnya tetap semangat. Awalnya peserta yang deal ikut berjumlah 20 orang, namun karena yang  5 orang terkalahkan oleh waktu, jadi kita Cuma ber-15 orang.

itupun tadinya ada yang nyaris ketinggalan kereta. Bagaimana tidak, diantara kami ada yang berlarian mengejar kberangkatan kereta dalam hitungan detik, begitu dia masuk kereta, seketika itu juga pintu kereta tertutup dan melaju. (agak mirip film barat gitu deh).

kereta tiba di stasiun Jakarta kota skitar pukul 05:30. Kamipun opening sebentar lalu bergegas naik angkot menuju pelabuhan muara angke. Lima belas orang dalam satu angkot?? Tetap masuk kok, meskipun yang mungil merasa sempit ketimbang yang babon. Pukul 06:00 kami sudah tiba di pelabuhan muara angke. Ternyata kami sudah ditunggu oleh pemandu kami. Tak lama kemudian, kamipun menaiki perahu yang batas maksimalnya sudah kalah oleh jumlah penumpang. Perahu lumayan terlambat dari waktu yg sudah dijadwalkan. Karena masih ada satu rombongan lagi yang blm tiba di pelabuhan. (hadoooohhh,, kalau telatnya sejam gini sih harusnya si rombongan yg telat disuruh minta maaf kepada penumpang lain yang sdah datang tepat waktu, biar mikiiirr).
J

pukul 08:30 perahu siap berangkat meninggalkan pelabuhan. Para penumpang termasuk kami mulai agak happy. Air disekitar perahu kami mulai bergelombang oleh baling-baling perahu kami. Perahupun perlahan melaju…
J

baru 20 menit kami diperahu, perjalanan pun sempat terhenti oleh sampah yang nyangkut di baling-baling perahu. Buat yang baru naik perahu memang agak mengerikan, karna saat mesin dimatikan perahu sempat terombang-ambing oleh ombak. (bawaan nya jadi pengen sholat). 

15 menit menunggu, akhirnya sang nakhoda menyalakan mesinya untuk melaju kembali. Diperjalanan kami menikmati beberapa pulau yang terlintas, seperti pulau, Onrust, pulau kelor, pulau cipir, pulau untung jawa & pulau rambut. Tidak sedikit dari penumpang yang berfoto ria.

Jam 10:30 perahu tiba di dermaga pulau pari, pasir putih dan air jernih menyambut kedatangan kami. Masing-masing rombongan langsung di giring ke homestay mereka, begitu juga kami. Bicara soal homestay, kami merasa lebih bermartabat dibanding rombongan lain, karena homestay yang kami tempati adalah rumah Ketua RT. Hehe. Rumahnya mirip villa, karena semua bagian dingdingnya berbahan bilik bambu. Meskipun begitu, didalamnya tetep ada TV, kulkas, dan air full segalon. Hehe
Dihomestay kami ishoma sampai jam 13:00. Stelah itu dilanjutkan dengan briefing yang diselenggarakan dengan cara seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya. Setelah itu qt langsung berangkat ke meninggalkan homestay menuju tempat penyewaan alat snorkeling. (30 rb: masker, google, kaki katak & pelampung). Usai memilah-milih ukuran yang cocok untuk kami masing-masing, kamipun pergi menuju karang kapal yang tidah jauh dari ujung dermaga sebelah timur.

Byuuurrr, byuuurrr, byuuuurrrr… satu persatu dari kami menjeburkan diri ke perairan di karang kapal. Ada yang langsung menyelam, ada yang nungguin partnernya, ada juga yang pelan-pelan dari mata kaki, dengkul, paha, pinggang, dada, leher dan byuuuurrrr…

Airnya bening banget, saat kami menikmati indahnya alam bawah laut Nampak sinar matahari menembus kedalam air, menyinari biota laut yang ada. kemilaunya di air yang bening tu bener-bener gak tergantikan deeeh,,

Terumbu karangnya luar biasa, kontur dasar lautnya membentuk bukit-bukit kecil, warna karangnya bermacam-macam, tumbuhan lautnya pun berwarna warni, salah satu dari kami ada yang masuk kelorong-lorong karang besar, dari kami ada yang mencoba melihat karang-karang lebih dekat lagi, dari kami ada juga yang memotret-motret keindahan bawah laut, ada yang berdiam dipermukaan sambil menatap kagum terumbu karangnya, ada yang megangin pelampung temenya (takut kesasar), dan ada juga yang langsung kembali ke bibir dermaga karena agak sawan dengan ombak.

Selain terumbu karangnya, kami juga menikmati lucunya ikan-ikan yang hilir mudik di spot dasar yang bernama karang kapal ini. Warna ikan disini sangat beragam. Ada yang belang putih hitam, ada yang kuning, hijau muda, biru, dll. Bukan Cuma mengikuti kemana mereka berenang, bukan Cuma menyaksikan bagaimana mereka beriringan bak Kafilah, tapi kami juga memberi mereka roti. Saat kami hancurkan roti dalam genggaman, satu-persatu dari mereka bemunculan. Awalnya satu ekor doang, tapi ada lagi yang muncul ikut nyaplok roti, jadi dua ekor, jadi lima, belasan, puluhan sampai ratusan. Warna-warni mereka betul-betul ajaib. Begitu habis roti ditangan mereka pun perlahan berpencaran. Wooww.. satu cermin keakraban manusia dan ikan sudah kami rasakan disini, bercengkrama dan saling berbagi…

Senja mulai muncul, kami gak tau jam berapa, tapi kami harus sudahi pengalaman seru ini. Kamipun beranjak ke dermaga menuju homestay. Di homestay kami: bilas, rebahan, ngemil, shalat maghrib, makan malam, shalat isya, ngopi, ngobrol, keliling-keliling dan bobo.. J

Minggu, 12 mei 2013. Jam 05:00, sebagian dari kami ada yang sholat subuh, ada yang masih tidur, ada yang dandan. Dan sekitar pukul 06:30 kami jalan kaki ke dermaga untuk melihat sunrise. Karena kalau di bukit matahari agak jauh jalannya. Tapi sampai kurang lebih pukul 06:00 matahari belum Nampak, karena cuacanya emang agak mendung. Akhirnya kami beralih ke pantai pasir perawan. Waaaww.. ternyata kalau kahir pekan disini cukup ramai. Pantainya besih, pengunjung ada yang foto-foto, main pasir, sewa sampan dan lain-lain. Pantai pasir perawan ini terlindungi oleh taman mangrove disekelilingnya, jadi ombaknya kelewat landai. Cukup safety untuk anak-anak. Jam 08:00 kami meninggalkan pantai dan nyari sarapan. Jam 09:00 kami packing kembali dan rapih-rapih. Dan jam 10:30 kami ke dermaga untuk nunggu perahu dengan keberangkatan jam 11:00.

Cuaca sangat cerah, awan-awan Nampak putih bercahaya Tidak lama kami berfoto-foto perahu pun datang, dan..: 

SAMPAI JUMPA LAGI PULAU PARI…



Saat perahu perlahan meninggalkan pulau pari, ketika pulau makin tak telihat, salah satu dari kami teringat akan penggalan puisi Bung Karno:

“Jika aku berdiri di pantai Ngliyep
Aku mendengar lautan Indonesia bergelora.
Membanting di pantai Ngeliyep itu
Aku mendengar lagu –sajak Indonesia.

Jika aku menghirup udara ini
Aku tidak lagi menghirup udara
Aku menghirup Indonesia...”

Rabu, 17 April 2013

Banceuy Nostalgia 2013 (seri Utama)


Kurang lebih Jam 12 waktu bandung, kami turun di kiara condong. Gak lama melepas lelah,langsung kami menuju bagian informasi untuk menannyakan akses kendaraan umum menuju stasiun Hall. Si bapak berkumis (bagian informasi) menjelaskan bahwa ada dua moda transportasi yang bisa kami ambil, pertama dengan angkutan kota sebanyak 2x (mahal), kedua dengan kereta cm 1 x (ini baru murah). akhirnya kami memilih kereta yang diberangkatkan (konyolnya) menuju arah stasiun yang sudah kami lewati yaitu stasiun Bandung. Yaaah maklum lah kereta ekonomi yang kita naiki memang gak berenti di stasiun besar itu.

singkat cerita, kami tiba di stasiun Bandung dan langsung ambil gambar terus jalan dengan penuh semangat. Baru berjalan beberapa menit kamipun singgah di sebuah warung nasi. (Susah sih perut kuli mah, teu kaop ningali sangu). Sebagian dari kami memang lahap menyantap hidangan siang itu. Tapi buat yang sudah makan siang dikereta, mereka umumnya pesen teh manis doang. Hehe. Beres makan barulah kita memulai perjalanan yang sebenarnya. Masih di sekitar stasiun hall, gedung-gedung tuapun mulai Nampak terlihat. Ada yang masih original alias asli gak ke urus. Ada yang di rehab hingga hampir merubah bentuk aslinya. Ada yang benar-benar dirawat dan dijaga keasliannya. Dan ada juga yang hanya diperbaharui cat nya, warna-warni gitu deh pokoknya. Tapi apapun itu, kawasan yang satu ini memang tetap terkesan klasik. Kami betul-betul bernostalgia dengan benda-benda besar  untuk menuju masa yang lama terlewati.

Kini kami sampai di sebuah pertigaan. Kamipun berjalan kearah kanan untuk melewati pasar baru. Ramai sekali. Penataan jalan yang hampir mirip dengan kawasan malioboro di Jogjakarta. Berbagai macam dagangan ada disini, seperti fasion, aksesoris,hiasan, pernak,pernik, makanan dan lain-lain. Inilah kawasan paling ramai yang kami lewati dalam perjalanan menuju jalan Banceuy. Meskipun kami kami berusaha menanamkan jiwa backpacker dalam diri kami, tapi tetap saja salah seorang diantara kami ada yang berkata “Bang, bisa stop dulu gak disini? Gw mau beli sesuatu nih, soalnya barang2nya unik banget tu bang,,kan ntar kita gak lewat sini lagi bang..”. sayapun menjawab: “itulah yang disebut godaan, lo jangan tergoda dong! Katanya backpacker, seorang backpacker tu harus kuat menahan godaan dan cobaan selama diperjalanan..”. lalu dengan singkat dia menyahut: “gak gitu juga kale bang..”. (ngoooook)

Kami tidak melewati kawasan pasar baru ini sampai keujung. Karena dipertengahan jalannya kami mengambil kearah kanan, memasuki jalan pecinan lama. Sebentar lagi kamiakan tiba di destinasi pertama yaitu “Kopi Aroma” yang tepat berada dipengujung jalan ini. Tapi pecinan lama ini ternyata punya gedung-gedung peninggalan jalan colonial juga lho, Cuma (sayangnya) tidak dimaksimalkan sebagai cagar budaya. Terlalu banyak kendaraan yang parkir dijalan ini,sehingga menutupi pemandangan gedung tuanya. 10 menit kemudian: Taraaaaa… kami sampai di sisi gedung “Kopi Aroma”, sebuah centra kopi yang sudah ada sejak 1930. Rasa dan aromanya memang terkenal sampai ke mancanegara. Kopi aroma ini memiliki dua jenis kopi seperti kopi pada umumnya. Yaitu arabika dan robusta. Saat ini kopi aroma dikelola oleh generasi ke tiga dari pendiri pertamanya. Makanya disalah satu sudut bagian dalam gedung ini terdapat tiga buah sepeda ontel. Itu maksudnya sudah mencapai generasi ketiganya. Lalu apa jadinya kalau sudah mencapai generasi ke 100? Bisa-bisa disangka Bengkel sepeda tu. Well, itulah pejelasan yang saya dapat dari hasil pencarian di google. Tapi sayang sodara-sodara,, ternyata begitu kami tepat sampai didepan pintu kopi aroma, eeeh tokonya TUTUP.  kecewa sih kecewa. Tapi apa boleh buat tai kambing bulat-bulat. sekedar mengobati kecewa kitapun berfoto ria di depan gedung kopi aroma ini.

Kopi aroma ini sudah termasuk kawasan Banceuy. Banceuy itu sendiri artinya adalah sebuah tempat pergantian kuda-kuda yang dipakai untuk delman. Karena sebelum masuknya mobil atau motor ke negeri ini, kendaraan utamanya ya delman (sekalipun untuk jarak yang jauh). Cuma kalau dipaksain untuk jarak jauh kudanya pasti gempor(kuda ngesot). Makanya selalu ada terminal pergantian kuda. Diterminal ini kuda yang lelah diganti dengan kuda yang prima sehingga perjalanan dengan delman pun bisa dilanjutkan lagi. Nah, terminal pergantian inilah yang disebut-sebut sebagai arti dari banceuy.

Alright, Bangunan tua dimana-mana menemani perjalan kami. Berjalan Meninggalkan kopi aroma sekitar 10 menit, sampailah kami pada perempatan yang menjadi titik petinguntuk kawasan banceuy. Dibalik ruko-ruko yang terdapat di sisi perempatan ini adalah lokasi kedua dari kunjungan kami di banceuy, yaitu Penjara Banceuy. Penjara ini pernah ditempati oleh Bung Karno. Presidan pertama republic Indonesia. Dari begitu luasnya komplek penjara ini, kini yang tersisa hanya kamar yang pernah ditinggali Bung Karno, dan tempat memantau para tahanan (apa sih istilahnya, gak tau lah). Untuk menuju ke lokasi kedua ini kami harus masuk ke lorong gang yang kanan kirinya ruko dan ruko. Miris!. Dilokasi kedua ini guidepun beraksi, namanya “Boeng Devi”. Kesimpulannya, dikamar inilah lahir sebuah teks legendaries yang ditulis oleh Bung Karno, yang kemudian disampaikan dengan berapi-api oleh Bung Karno di hadapan Landraad (pengadilan negeri belanda).Teks itu bernama “Indonesia Klaagt” (Indonesia Menggugat). 

Usai menyimak penjelasan dari pemandu kita, foto-foto, dan Istirahat, kami lantas berjalan kembali keluar meninggalkan lorong yang kanan kirinya Ruko dan Ruko itu. Dan ternyata sisa bangungan pemantaunya berada tidak jauh dari ruko dan ruko. Bangunan nya bagus dan berat. Cukup deh buat menenggelamkan kami semua ke masa lalu diBanceuy. Itulah sejarah. ia ada untuk dikenang, dipelajari, dilestarikan lalu dijadikan ajaran untuk masa sekarang. Sejarah seperti peta yang dibekalkan kepada kita untuk mencapai suatu destinasi. Tanpanya, kita tersesat.

Masih di Banceuy, huft, dah mulai kerasa reot nih dengkul..

Gerimis kecilpun perlahan turun… ...      ...

“…Siapa yang melupakan sejarahnya, ia laksana kera buta yang berjalan dalam kegelapan…” 
(Bung Karno)

BERSAMBUUUUNG… :)

Rabu, 10 April 2013

Sekilas Pulau Pari

Pulau pari yang merupakan yang merupakan Pulau wisata dengan suasana pasir yang putih laut yang jernih tanpa obak di singgahi oleh beberapa penduduk yang didalamnya telah dibuat suatu tempat lembaga penelitaian rumput laut yang terleak di barat Pulau pari tapi tempat lokasi yang paling menojol di pulau pari adalah sebuah lokasi pantai yang disebut dengan pasir perawan

Wisata Pulau Pari
Wisata yang telah di sajikan dipulau pari diantaranya mengitari Pulau pari dengan bersepeda atau dengan berjalan kaki menikmati Susana diseliling pulau pari yang masih alami baik hutan maupun pantai yang paling di gemari di Pulau pari yaitu kegiatan menyelam karna Pulau pari untuk terumbu karangannya masih alami serta jarang di jamah. tidak mau ketinggalan ikan yang disekitar terumbu karang yang akan membuat anda yang pastinya ingin berlama-lama menyelam, jika untuk mencari sunrise  atau sunset anda tidak harus mengejarnya kebarat pulau atau kesebelah timur Pulau tapi hanya kesatu tempat saja yang di pulau pari disebut tempatnya bernama bukit matahari.
BERSAMBUUUNG..  :-)

“Banceuy Nostalgia 2013” (seri Serayu Pagi)

minggu, 17 maret 2013 jam 6 pagi di stasiun Bogor. Kami belum kumpul semua. Sebagian ada yang masih di angkot, ada yang baru berangkat, ada juga yang tinggal jalan kaki dari pemberhentian angkot menuju  stasiun bogor. Ini memang sudah telat dari jadwal yang ada di schedule, tapi gak apa lah jam 7 kita berangkat menuju stasiun Jakarta kota. Oiya, gak semua peserta berangkat dari bogor lho, salah satu ada yang nunggu di stasiun cilebut dan sebagian lainnya ada yang nunggu di stasiun bojong gede.
jam 8: 30 sampai juga di stasiun Jakarta kota. Kereta api Serayu pagi sudah menunggu kami. Dengan waktu yang tersisa 15 menitan kami gak sempet apa kecuali memastikan tempat duduk kami sesuai no urut kursi yang tertera pada tiket. Akibatnya, ada yang nahan kencing, ada yang haus, dan lain-lain. Tapi enaknya itu gak lama kami duduk kereta langsung berangkat.
Asyiiiikkkkkkk….!! kereta perlahan jalan, masing2 dari kami ada yang sibuk nyusun tas, sibuk ngepasin pantat ke pantat, sibuk ngabisin rokok dikamar mandi, dan sibuk mengondisikan aki-aki yang kebetulan masuk di susunan kursi salah satu teman kami. kami larut dalam obrolan dan canda seolah udah males liat pemandangan kusut pinggiran rel dijakarta, setelah cape ngoceh2, kereta mulai memasuki daerah karawang. Hmm..  satu hamparan yang sejauh mata memandang adalah sawah dan sawah. Indah! Beberapa dari kami banyak yang serius memandangi sawah, ada juga yang merem-melek (ngantuk), dan ada yang langsung masuk kamar mandi (biar bisa sambil ngudud).

Hamparan sawah gak habis-habisnya menyapa para penumpang kereta. Barisan para petani yang sibuk dengan aktivitas di sawahnya, saung-saung kecil yang menggoda untuk dikunjungi, belum lagi kerbau yang sedang di istirahatkan usai membajak sawah di siang hari atau gerombolan kambing yang dilepas untuk bermain dan mencari makanannya. Hmm.. itu yang gak tergantikan dari bumi karawang.
Setelah puas menyaksikan keindahan karawang dari jendela kereta, kamipun perlahan mengalihkan pandangan. Ada yang mulai ngobrol lagi, ada yang kembali dari toilet, ada juga yang mulai merem-melek lagi. Begitu juga dengan penumpang lain, mereka tetap asyik menikmati kenyamanan layanan kereta api saat ini meskipun anak-anak mereka ada yang keluyuran dari gerbong ke gerbong.

Kereta serayu pagi memperlambat laju rodanya. Ada apa gerangan?? Owh ternyata kereta akan segera tiba di stasiun purwakarta. Di stasiun ini gak ada aktifitas yang kami kerjakan selain ngbrol. Beberapa saat kemudian terdegar suara pluit yang cukup panjang. Itu tandanya kereta siap diberangkatkan. Kami bersiap2 untuk menikmati surga selanjutnya yang terhampar sepanjang purwakarta-padalarang.

Saat kami mulai merasa berada di dataran yang lebih tinggi. Kamipun mulai bersiap2. Ada yang focus menatap keluar jendela, ada yang ke restorasi, dan ada juga yang ke kamar mandi lagi. BENAR SAJA, bukit-bukit dan gunung-gunung yang menumpuk seperti sederet manusia yang berdiri ramah menyapa kami, sawah-sawah terasing, pohon-pohon rindang semuanya terasa beda. Yang lebih mengagumkan lagi adalah saat kereta kami melewati jembatan-jembatan besi yang jauh dari sungainya. Sepintas kami merasa terbang tanpa penghalang. Dan dari jembatan ke jembatan, akhirnya kami melewati jembatan dengan sungainya yang Nampak kecil sekali, itu membuat kami merasa cukup ngeri, tapi sesaat kemudian ngeri itu hilang karena disalah satu bukit yang berada di sisi kanan kami Nampak jelas air terjun yang airnya cukup putih dan Nampak tenang alirannya. Satu kata: “It’s so very really surely verily too fuck amazing”.
 11:40 WIB. Kereta masih melaju dengan kecepatan rata-ratanya. Kita siap-siap memperhatikan barang-barang. Karena sebentar lagi kita mau turun nih,, :-)
*******

“Nusantara adalah Bongkahan Surga yang jatuh ke Bumi” (Multatuli)
*******

B E R S A M B U N G.... J